PADA SEBUAH KAPAL
07.09 08:04
PADA SEBUAH KAPAL
Perpisahan yang panjan dengan semua sanak, semua keluarga,
semua kawan dan semua kenangan mendebarkan karena aku
tengah menuju ke suatu titik yang jau dari bayanganku suatu titik yang
tak pernah aku jejakkan sebelumnya bahkan dalam selintasan pikiranku.
Hatiku sudah memutuskan bahwa aku harus meninggalkan semuanya
Aku kini berubah status menjadi anak rantau yg akan menuju ke tempat yg asing
Manokwari nama tempat asing itu betapa banyak sejarah yang menyelimuti kota yang di juluki kota injil ini begitu banyak kabar yang memberitakannya dan aku menuju ke sana.
Stom kapal sudah berbunyi dua kali, belarti sebentar lagi ayah, bunda, kakak, adik dan tetengga akan melepaskanku dalam perut kapal di dermaga, aku belum pernah melihat kapal, aku anak gunung, pegunungan adalah sahabatku, oleh gunung dan alam membentuk identitasKu, oleh sebab itu aku baro merasakan suasa pantai.
Peringatan yang terdengar seakan-akan menjadi peringatan bahwa aku sebentar
Lagi berada dalam kesepian yang sesunggu-sunggunya ,
Kesepian yang bukan dalam angan,
Tapi kesepian yang benar-benar mengada ,
Yaa, aku yang sedang berada di kapal ini.
Satu persatu keluarga turun dari perut kapal ,
Satu persatu mereka hilang dalam kerumunan banyak orang,
Satu persatu kini menjadi kenangan.
Lalu pelabuhan samabusa serta mereka yang sangat aku cintai
Perlahan menghilang bersamaan dengan bersicepatnya
Kapal membelah lautan biru sore itu
Aku berangkat diantarkan senja sore itu,
Senja menemani kesepianku di kapitaria,
Dalam kesunyian itu muncul beribu-ribu pikiran,
Takut, sedi, bahagia, semuanya menjadi satu.
Dan dengan sebuah kapal yang asing,
Dan pergi menuju sebuah titik yang tak kalah asingnya,
Aku menitikkan air mata,
Air mata keterasingan.
Lautan bebas 6-06-2021
Magda taniwo B