ARTIKEL BUDAYA LUAR DI PAPUA
PENGARU BUDAYA LUAR TERHADAP KEHIDUPAN ORANG ASLI PAPUA ( OAP )
Oleh : Magdalena butu
Papua terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan memiliki budaya yang berbeda-beda namun nenek moyang orang Papua memiliki beberapa mata pencaharian yang sama untuk bertahan hidup seperti berburu, meramu, bercocok tanam dan dengan ketahanan bertahan hidup dengan cara mengkomsumsi makanan pokok membuat nenek moyang orang Papua selalu sehat sehingga membuat mereka hidup lama 80 - 90 tahun karena menkomsumsi makanan pokok yang tidak memiliki campuran bahan kimia, pemanis buatan dan mengandun minyak. Karena nenek moyang orang Papua dulu mengkomsumsi makanan dan minuman yang asli tampah campuran manisan buatan lainnya sehingga membuat gigi mereka kuat karena tidak menkomsumsi manisan , dan juga mereka tidak duduk di atas tehel atau minum es batu jadi tidak menderita penyakit asamurat rematik dan paru-paru basa. Jadi penyakit yang sering di derita pada jaman nenek moyang orang Papua adalah : penyakit malaria, penyakit kudis dan penyakit sakit dalam jadi untuk mengobati sakit itu mereka menggunakan obat tradisonal.
Bedah dengan sekarang , karena mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung manisan, minyak, dan kimia sehingga banyak orang yang menderita banyak penyakit yang berucung cacat tubuh dan meninggal dunia, itu semua karena kita telah mulai meninggalkan makanan pokok kita, sehingga makanan pokok kita menangis, pakaian adat kita menangis karena di tinggal, laut kita menangis karena di kotori, gunung kita menangis karena kulitnya di lepas, oleh sebab itu mari kita menghapus air mata dari semua itu.
Saat ini pengaruh globalisasi merupakan ancaman serius terhadap ketahanan budaya Papua. Perlu di cari format atau konsep untuk melestarikan budaya Papua agar tidak terkikis. kalau tidak, generasi muda Papua sebagai penerus akan kehilangan jati diri karena terbius budaya global dan modernisasi
PENGARU BUDAYA NEGATIF DI KEHIDUPAN ORANG ASLI PAPUA
Namun bahan makanan konversional jenis beras dan produk makanan cepat saji sudah sampai di polosok kampung di Papua ’’menggangu’’ produksi makanan lokal terutama di sentra peroduksi pertanian masyarakat asli. Gejalah tergantungnya ketersediyaan bahan makanan pokok masyarakat Papua seperti sayur-sayuran, ubi jakar, keladi, singkon, kentang dan sagu di pasar tradisonal sudah mulai langka dan harga lebi mahal di bangdin beras. Hal ini di duga berdasarkan pola komsumsi masyarakat dari makanan tradisonal ke modern yang ikut mempengaruhi kegiatan usaha tani
Terdapat dua hal yang di duga menjadi menyebab menurunnya produksi pertanian lokal Papua yaitu pertama, masuknya program raskinmu ( beras untuk masyarakat misking dan murah ) istilah mereka ‘’ tidak perluh kerja keras dan lama di kebung, beras tinggal di makan’’ Dampak lanjutan penyebab di atas adalah : keluarga tani sudah mulai jarang pergi ke kebung. Di biarkan babi merusak tanaman dan menjadi terlantar dari sinilah awal terjadinya kekurangan makanan bagi masyarakat lokal.
Pengaru luar yang sangat mempengaruhi kehidupan anak mudah asli Papua seperti minuman keras dan narkoba, ini adalah sesuatu pengaru besar yang menhambat perkembangan keturunan manusia asli Papua karena dengan kedua pengaru negatif ini akan membuat organ tubuh manusia akan rusak secara perlahang-lahang yang akan mengakibatkan hal yang sangat tidak di inginkan seperti rusaknya alat reproduksi, kelumpuhan dan meninggal dunia.